Semur Jengkol: Wangi Menyengat, Rasa Nempel di Lidah!

Semur Jengkol: Wangi Menyengat, Rasa Nempel di Lidah!

prescribedesign.com – Semur Jengkol: Wangi Menyengat, Rasa Nempel di Lidah! Siapa bilang makanan enak harus selalu wangi? Justru semur jengkol hadir sebagai pengecualian yang ngotot menantang selera. Sekali kena, susah lupa. Harumnya mungkin bikin orang minggir, tapi rasanya justru bikin balik lagi. Aneh? Justru itu yang bikin semur jengkol jadi legenda di meja makan.

Dari warteg pinggir jalan sampai restoran khas Betawi, semur jengkol nggak pernah absen menyapa lidah-lidah penasaran. Walaupun banyak orang awalnya ogah nyoba, tetap saja, begitu kena gigitan pertama, ceritanya langsung berubah total.

Jengkol Bukan Sembarang Kacang, Ini Punya Gigi!

Sebagian orang mungkin mikir jengkol itu cuma kacang dengan efek bau doang. Padahal, kalau dimasak dengan bumbu semur yang manis, gurih, dan sedikit rempah gelap, jengkol bisa berubah jadi raja lauk. Nggak ada lawan!

Tekstur jengkol yang empuk kalau dimasak benar langsung nempel di gigi dengan mantap. Apalagi saat bumbu semurnya sudah meresap total, rasanya meledak di mulut. Bukan cuma rasa, tapi sensasinya juga ada. Ada sentuhan pedas, manis, dan pahit tipis yang nggak biasa.

Walau awalnya disangka makanan kampung biasa, jengkol justru makin naik kasta. Beberapa restoran bahkan menjadikan semur jengkol sebagai menu andalan yang selalu sold out. Bahkan, banyak yang sengaja datang cuma buat mencicipinya.

Aroma Khas yang Selalu Jadi Perdebatan

Nah, ini dia bagian kontroversialnya: bau jengkol. Wangi khas yang muncul dari masakan ini memang bukan sembarangan. Ada yang bilang menyengat kayak gas bocor, ada juga yang justru menyukainya karena otentik dan beda dari lauk lain.

Tapi justru dari situlah semur jengkol punya daya tarik. Sekali meja makan tercium aromanya, pasti langsung ada dua reaksi: menolak atau mendekat. Namun anehnya, mereka yang dulu menolak biasanya akhirnya tergoda juga.

Wangi menyengat itu sebenarnya bisa dikurangi, asal tahu cara mengolah jengkol yang benar. Mulai dari rendaman semalaman, rebus berkali-kali, sampai teknik geprek yang bikin daging jengkol jadi lebih lunak dan nggak terlalu tajam aromanya.

Walau begitu, banyak juga yang justru sengaja mempertahankan aroma itu. Katanya sih, tanpa bau khasnya, semur jengkol terasa kurang “bernyawa”. Rasanya malah jadi kayak rendang gagal.

Lihat Juga :  Kuliner Bakso: Kisah di Balik Makanan Paling Favorit di Indonesia

Disandingkan Apa Saja, Tetap Tampil Pede

Semur Jengkol: Wangi Menyengat, Rasa Nempel di Lidah!

Menariknya, semur jengkol fleksibel banget. Mau disandingkan dengan nasi uduk, nasi putih, atau lontong semuanya cocok! Bahkan tanpa tambahan apa-apa, cukup nasi hangat dan kerupuk udah cukup bikin makan siang berasa pesta kecil.

Nggak berhenti di situ, semur jengkol juga sering jadi bahan eksperimen. Ada yang mencampurnya dengan sambal terasi, ditambah telur rebus, atau bahkan digoreng ulang hingga kering. Semua varian itu tetap ngasih rasa yang konsisten: nempel, kuat, dan susah dilupakan.

Meski tampilannya sederhana, semur jengkol tetap tampil pede di tengah makanan modern. Bahkan di acara kumpul keluarga atau pesta tradisional, lauk ini tetap punya tempat sendiri. Karena rasanya bukan cuma enak, tapi juga penuh nostalgia dan cerita.

Dari Pinggiran Jadi Primadona

Perjalanan semur jengkol nggak bisa dianggap remeh. Dulu sempat dianggap makanan rakyat kecil, kini posisinya sudah naik daun. Banyak chef ternama mulai melirik jengkol sebagai bahan yang bisa diangkat ke level fine dining. Tentu saja dengan pengolahan yang tetap mempertahankan ruh aslinya.

Apalagi di era media sosial, semur jengkol jadi konten yang sering viral. Ada yang unboxing lauk, ada yang bikin challenge tahan bau, bahkan ada yang bikin parodi iklan parfum dari aroma jengkol! Semua itu bikin semur jengkol makin terkenal, bukan malah ditinggalkan.

Beberapa penjual online pun kini berani jualan semur jengkol dalam bentuk frozen. Jadi meski tinggal di kota tanpa warteg, kamu tetap bisa menikmati rasa nendang jengkol kapan saja. Praktis, dan tetap brutal di rasa.

Kesimpulan

Semur jengkol bukan cuma lauk. Ia adalah simbol rasa yang keras kepala tapi jujur. Meski aromanya sempat bikin orang minggir, rasanya justru bikin balik badan. Ada cerita, ada kenangan, dan ada rasa yang nggak bisa didapat dari masakan lain. Jangan remehkan lauk yang satu ini. Semur jengkol udah terbukti bisa berdiri di tengah gempuran makanan modern dan tetap bikin orang jatuh cinta. Dari kampung sampai kota, dari pinggiran sampai restoran bintang lima, semur jengkol tetap raja rasa yang tak tergoyahkan.

Back To Top
We would like to show you notifications for the latest news and updates.
Dismiss
Allow Notifications